‘Man of Steel', Setel Ulang Laga Manusia Baja
facebook.com/manofsteel |
Sayangnya, kali ini ia tak berhasil. ‘Man of Steel’ adalah tarik-menarik antara hasrat menyajikan pahlawan manusiawi-asketik dengan laga perkelahian super epik. Akhirnya, semua tampil separuh-separuh. Penonton tak cukup terusik untuk merenung, dan aksi laga tak terasa mencapai klimaks. Durasi 143 menit belumlah cukup menampung dua cita-cita yang terlampau besar.
Film terbaru Superman dibuka dengan awal kelahiran Kal-El di Planet Krypton yang sudah menjelang kiamat. Sekitar dua per tiga durasi dihabiskan untuk menjelaskan latar belakang sang pahlawan. Sementara, cerita pencarian jati dirinya di bumi muncul dalam kilas balik.
Meski tak sampai membuat penonton mengantuk karena akting bintang-bintangnya yang jempolan, pecinta aksi laga dibuat menunggu datangnya perkelahian tanpa darah yang menghancurleburkan seluruh kota Metropolis.
Zack Snyder benar-benar meninggalkan adegan-adegan pertarungan slow motion yang dulu memikat penonton dalam ‘300’ dan ‘Watchmen’. Sementara, kisah cinta Clark Kent dan Lois Lane yang dapat menjadi gula-gula di film-film pahlawan, justru kehilangan emosi saat keduanya berciuman menjelang akhir cerita.
Dengan skenario yang kurang tajam, ‘Man of Steel’ berutang banyak pada aktor-aktornya. Henry Cavill mampu menunjukkan gerak tubuh dan ekspresi seorang alien yang mesti harus bergulat selama 33 tahun untuk menemukan jati diri.
Kevin Costner dan Diane Lane tampil meyakinkan sebagai pasangan orang tua ala desa kecil di Kansas, yang dengan penyayang mengajarkan harga mati sebuah prinsip. Sementara Amy Adams berhasil menerjemahkan Lois Lane dalam gaya yang sepenuhnya baru.
Tulah Superman masih berlaku?
Bukan rahasia lagi kalau Superman dianggap membawa sial bagi para pemerannya. Beberapa di antaranya mengalami kecelakaan serius atau meninggal secara tragis tak lama setelah ambil bagian dalam film manusia baja. Yang lainnya, gagal mendapat peran-peran besar, baik di film maupun televisi karena citra Superman yang begitu melekat.
Lalu, bagaimana dengan Henry Cavill, sang Superman baru?
Bagi Cavill, bermain sebagai superhero lebih dari sekedar lompatan besar dalam karier. Ia sudah berkali-kali diaudisi untuk peran-peran jagoan, tapi selalu gagal. Gara-gara itu pula, Cavill dikenal sebagai ‘orang paling sial di Hollywood’.
Di tahun 2004 misalnya, Cavill pernah diaudisi sebagai Superman. Namun karena Joseph McGinty Nichols, sutradara film ini digantikan oleh Bryan Singer, peran Superman jatuh kepada Brandon Routh.
Cavill juga menjalani casting untuk peran Cedric Gregory (‘Harry Potter and the Goblet of Fire’) dan Edward Cullen (‘Twilight’). Dua kali ia kalah bersaing dengan Robert Pattinson. Terakhir, Cavill digadang-gadang untuk berperan sebagai James Bond di ‘Casino Royale’. Namun, sutradara lebih menyukai Daniel Craig yang terlihat lebih matang.
Bagi aktor yang sesial Cavill, kutukan Superman bisa menjadi satu titik balik, semacam racun keong yang dinetralkan oleh racun tokek. Akting Cavill pun lebih berkembang sejak berperan sebagai pahlawan Yunani, Theseus, di ‘Immortals’. Karier Brandon Routh setelah ‘Superman Returns’ bisa jadi tak lagi moncer.
Namun Cavill nampaknya akan menjadi kesayangan penyuka film. Dengan tubuh liat berotot, Cavill bahkan tak perlu memakai celana dalam di luar untuk kelihatan sebagai superhero. Mungkin, itu pula yang mengilhami desainer kostum untuk menanggalkan celana dalam merah khas Superman dalam film reboot ini.
Dalam semesta jagoan super, Christian Bale sudah cemerlang memerankan Batman. Andrew Garfield sukses sebagai Spiderman. Jadi, siapa yang akan keberatan jika ada satu lagi aktor Inggris menjadi superhero Amerika?
Film Superman terbaru mungkin tak cukup memenuhi harapan banyak orang. Tapi penonton pada akhirnya akan menyerah pada pesona Henry Cavill.
Sumber: viva.co.id
0 komentar
Posting Komentar
Dilarang SPAM di kolom komentar EL-Magazine.
Berkomentarlah dengan bijak.
Terimakasih.