● Latest News

Sabtu, 22 Februari 2014

Metode Menghafal Al-Quran Terbaik dari Maroko


Metode Menghafal Al-Quran Terbaik dari Maroko

Membaca secara berulang-ulang atau mengartikan arti kata demi kata terlebih dahulu dari Alquran dan membaca apa yang telah di hafalnya dengan  di dengarkan oleh seorang guru yang sudah sangat kuat hafalannya adalah metode  menghafal Alquran yang berlaku di Indonesia dari dulu dan mungkin sudah mengakar secara historis.

Lain halnya dengan metode Alquran yang telah berkembang di negara Maroko, salah satu negara yang masih menggunakan system kerajaan yang terletak di benua Afrika.

Penulis mulai mengingat-ingat apa yang pernah di lihatnya dalam sebuah film yang berdurasi kurang lebih 30 menit tentang cara menghafal Alquran  terbaik di dunia adalah di negara Maroko, ternyata ketika penulis membandingkan dengan system atau metode menghafal di Indonesia, metode dengan cara menulis itu lebih memberikan yang lebih pada diri santri.

Metode menghafal di Maroko.
Dalam prakteknya  kita kenal sebuah alat  dengan  nama lauh atau dalam bahasa Indonesianya  adalah papan,  dengan ukuran yang tidak terlalu besar berkisar 50 cm dengan berbentuk persegi panjang dengan di hiasi garis-garis yang di buat secara permanen, untuk memudahkan dalam menulis ayat-ayat Alquran.

Santri-santri hufadz atau santri penghafal Alquran yang mayoritas merupakan penduduk  sekitar masjid setiap harinya harus menulis  semua  ayat Alquran yang akan di hafalnya. Penulisan ini dilakukan di atas papan yang telah di siapkan dengan   menggunakan pensil yang terbuat dari bambu atau sejenisnya yang di desain dengan tinta khusus.

Dari sekian banyak santri, ada yang menulisnya hingga 5 ayat bahkan sampai 50 ayat semua itu tergantung kadar kemampuannya. Setelah papan telah penuh dengan ayat Alquran yang akan di hafal, maka selanjutnya ketelitian  sang guru dalam membetulkan tulisan santri inilah yang akan menentukan kebenaran hafalan santri.

Setelah semua tulisan di  periksa, sang santri pun mulai membaca secara  di ulang-ulang dengan badan yang di hadapkan ke papan. Langkah terakhir yang berlaku secara umum di seluruh pesantren di Indonesia adalah santri mulai melafadzkan hafalannya di depan sang kiai untuk di tes kebenaran hafalannya.

Keistimewaan menghafal dengan cara menulis di atas papan.

Keisitimewaan menghafal dengan cara menulis di atas papan santri akan lebih teliti ketika di suruh  menuliskan ayat-ayat Alquran yang telah di hafalnya karena telah terbiasa menyalin dari mushaf ke  dalam papan.  Menurut Ust. Ali salah satu staf pengajar di Darul Quran Kenitra mengatakan bahwa alah satu keistimewaan yang lain adalah konsentrasi seorang santri akan tertuju hanya pada satu papan yang ada di depanya, lain halnya ketika dengan menggunakan mushaf, konsentrasi itu akan terbagi dengan halaman lain yang di lihatnya.

Kelebihan lain yang dapat penulis amati adalah kesabaran yang terus di latih pada jiwa santri ketika menuliskan ayat demi ayat dari Alquran, yang sejatinya mereka mampu untuk menghafal secara langsung tanpa menulis terlebih dahulu.

Penulis berharap metode seperti ini bisa mulai di terapkan di seluruh pesantren tahfidz yang ada di Indonesia.

*Penulis adalah mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti program kelas internasional di universsitas Ibn. Thofail, Kenitra, Maroko.
Sumber: TribunNews.Com

0 komentar

Posting Komentar

Dilarang SPAM di kolom komentar EL-Magazine.
Berkomentarlah dengan bijak.

Terimakasih.

Cancel Reply

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

NEWS